Dampak Positif Challenge Media Sosial pada Budaya Populer Indonesia

Berada di era digital, tantangan media sosial atau dikenal dengan "challenge" telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya populer Indonesia. Menurut Andi S.Boediman, pendiri Ideosource, “Challenge di media sosial telah mendorong kreativitas dan ekspresi diri generasi muda Indonesia." Bukan hanya itu, challenge juga memiliki dampak positif dalam mempromosikan tren dan budaya lokal ke audiens global.

Sebagai contoh adalah challenge "om telolet om" yang sempat viral dan mendunia. Challenge ini memberikan dampak positif dengan menunjukkan ciri khas budaya lokal Indonesia. Andi menambahkan, "Challenge seperti ini membantu mempromosikan Indonesia di panggung dunia dan merangsang rasa bangga nasional."

Tidak hanya itu, challenge juga berperan dalam mempertahankan dan memperbarui keberadaan budaya populer. Baik itu lagu, tarian, atau budaya populer lainnya, challenge media sosial memberikan kesempatan untuk menghidupkan kembali dan memberikan nuansa baru pada budaya yang ada. Selain itu, challenge juga menjadi sarana interaksi sosial yang menguntungkan, mempererat ikatan komunitas dan meningkatkan kesadaran sosial.

Namun, Dampak Negatif Challenge Media Sosial juga Perlu Diwaspadai

Namun di balik dampak positifnya, challenge media sosial juga memiliki dampak negatif yang perlu diwaspadai. Menurut Dr. Fauziah, seorang psikolog dari Universitas Indonesia, "Challenge yang berbahaya atau merendahkan dapat menimbulkan dampak negatif, baik secara fisik maupun psikologis." Contoh nyata dari hal ini adalah challenge yang mendorong perilaku berbahaya atau melanggar norma sosial.

Fauziah menambahkan, "Dalam beberapa kasus, orang-orang melakukan challenge tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, yang dapat merugikan diri mereka sendiri atau orang lain." Hal ini mencerminkan kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang dampak yang dapat ditimbulkan oleh sebuah challenge.

Selain itu, adanya tekanan untuk berpartisipasi dalam challenge juga bisa meningkatkan stres dan kecemasan, terutama di kalangan remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Psikologi Amerika yang menunjukkan bahwa media sosial dapat menambah tekanan sosial dan membuat seseorang merasa tidak cukup baik.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk mengambil manfaat dari challenge media sosial, namun tetap waspada terhadap potensi dampak negatifnya. Kita perlu memastikan bahwa challenge yang kita ikuti adalah yang positif, tidak berbahaya, dan menghargai nilai-nilai serta norma yang berlaku di masyarakat. Selalu ingat, menjadi bagian dari budaya populer tidak harus mengorbankan keselamatan dan kesejahteraan diri.