Dalam dekade terakhir, digitalisasi telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam budaya pop Indonesia. Fenomena ini menjadi katalis yang memicu perubahan drastis dalam berbagai aspek, mulai dari musik, film hingga seni pertunjukan. Kemajuan teknologi yang pesat telah memberi ruang kepada para pelaku budaya pop untuk bereksperimen dan menciptakan karya yang inovatif, sekaligus mempermudah penyebarannya ke khalayak yang lebih luas. Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, terdapat pula dampak negatif yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, pelanggaran hak cipta merajalela dan peran perantara budaya semakin tergerus. Itulah sebabnya, penyeimbangan antara penggunaan teknologi digital dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.
